LPM FANATIK

Senin, 14 Juni 2010

ARBIMAPALA (Arek Biasa Macak Pecinta Alam)


Perkembangan kampus baru ini seperti rudal schuwt yang menerjang apapun yang ada di hadapannya. Halangan letak geografis, culture masyarakat sekitar serta minimnya dana tak menjadi hambatan bagi mahasiswanya. Terbukti meski jam malam sudah diberlakukan, semangat untuk melakukan kegiatan yang berorientasi pengembangan skill serta akademis silih berganti meramaikan kesunyian pulau sepi ini.
Ada anggapan bahwa siapapun yang akhirnya meneruskan jenjang kuliah disini adalah hukuman karma. Tapi itu semua nampaknya akan terkikis oleh sepak terjang beberapa teman kita. Sebut saja mereka “ARBIMAPALA”, kepanjangan dari Arek Biasa Macak Pecinta Alam, yang didirikan pada 12 Mei 2009. Komunitas yang beranggotakan beberapa mahasiswa unijoyo ini mencoba sesuatu kegiatan yang lain dari biasanya.
Dengan mengandalkan kenekatan yang terstruktur untuk kemajuan. mereka melakukan kegiatan “mbamboeng”. Jangan berfikir mbamboeng sesuatu yang tidak berguna. Mereka mengemasnya dengan unik. Mbamboeng yang biasanya hanya berkeliaran tanpa tujuan, mereka bumbuhi dengan pendakian serta kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi pengembangan soft skill serta kepribadian. Seperti proses kesusastraan, bedah buku dan seni. Membahas teori-teori yang di dapatkan di bangku kuliah di sepanjang perjalanan menjadi menu wajib bagi komunitas unik ini.
Opini, konsep sosial, novel, cerpen, bahkan puisi-puisi selalu tercipta dalam setiap perjalanan. Berbicara soal kualitas, sudah tidak diragukan lagi. Hal ini dibuktikan dengan tembusnya beberapa opini dan cerpen di beberapa surat kabar, tabloit, serta bulletin- bulletin lokal maupun nasional. “ Dalam waktu dekat ini kita akan meluncurkan buku antologi puisi, tinggal tunggu moment yang tepat”, ungkap Citra Dara Vresti. Salah satu anggota tertua yang saat ini masih duduk di Semester 6 Jurusan Komunikasi Politik Unijoyo.
Dari wawancara kami, ada hal yang mencengangkan.“ Meski kita main terus, tapi IP harus tetep tinggi. Terbukti semua anggota tidak ada yang ber IP di bawah 3,00.”, ungkap salah satu anggota. Suatu tamparan telak bagi kita. Mengingat banyak dari mahasiswa unijoyo sendiri yang meskipun tidak memiliki kegiatan, alaias kuliah-pulang-kuliah yang tidak mampu berbuat apa-apa di tataran akademis maupun non akademis. Dpy_Tokoh Kita_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar